BANGKALAN – Di tengah heningnya Desa Baduran, tersembunyi sebuah perjalanan spiritual yang menginspirasi ribuan orang. Air Mata Ibu, sebuah tempat suci yang dipenuhi dengan kisah keikhlasan dan kepercayaan, menjadi magnet bagi wisatawan religi di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Makam Ratu Ibu, atau lebih dikenal sebagai Rato Ebu (Bahasa Madura), merupakan titik pusat dari keagungan spiritual ini. Di situlah terletak sumber mata air yang dianggap keramat oleh penduduk setempat, menjadikannya tempat yang sangat dikunjungi.
Sejarah Air Mata Ibu merujuk pada kehidupan Syarifah Ambami, seorang wanita yang memiliki peranan penting dalam sejarah Madura. Dia adalah keturunan dari Sunan Giri, seorang tokoh agama terkemuka dari Gresik, yang kemudian menikah dengan Cakraningrat I, seorang pemimpin Madura pada abad ke-17.
Meskipun Cakraningrat I memiliki kedudukan tinggi di Madura, namun banyak waktunya dihabiskan di Mataram, membantu Sultan Agung Mataram. Akibatnya, Syarifah Ambami sering merasa kesepian dan terabaikan di Madura. Kesedihannya membawa dia menuju sebuah pertapaan di bukit di Buduran, Arosbaya, Bangkalan.
Selama bertapa, Syarifah Ambami tidak henti-hentinya memohon agar keturunannya kelak bisa menjadi pemimpin di Madura. Doanya terkabul saat dia bertemu dengan Nabi Khidir, yang memberitahunya bahwa permohonannya telah diterima oleh Allah S.W.T.
Ketika kabar itu sampai padanya, hati Syarifah dipenuhi dengan sukacita. Namun, kebahagiannya ternoda ketika dia menyadari bahwa doanya hanya memohon agar keturunannya hingga tujuh turun menjadi pemimpin, meninggalkan sang suami kecewa.
Air Mata Ibu menjadi saksi bisu dari kebesaran iman dan kekuatan doa. Kisah Syarifah Ambami yang mengharukan menginspirasi orang-orang untuk menjalani hidup dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan keyakinan akan kuasa Tuhan.
Bagi mereka yang datang, Air Mata Ibu bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang memperkaya jiwa dan memperkuat iman. Di sinilah, antara sejarah dan keagungan alam, kesucian dan kekuatan doa, tercipta harmoni yang mempesona bagi setiap pengunjung yang datang dengan hati yang tulus dan terbuka. (za)